A. Unsur Seni Rupa
1. Titik / Garis
- Ada yang memandang bahwa titik adalah unsur rupa sebelum adanya garis dan merupakan unsur yang paling sederhana. Sedangkan jika sebuah titik di perbesar bentuknya bias berubah menjadi raut, mungkin sebuah lingkaran/bulatan.
- Secara teoritis titik adalah awal dari sebuah garis, jika kedua titik dihubungkan atau sebuah titik bergerak maka jejak yang dilaluinya membentuk garis. Dengan demikian, garis dihasilkan oleh rangkaian titik yang menyambung menjadi satu garis.
- Sebagai unsur visual garis memiliki pengertian (1) tanda atau markah yang memanjang dan membekas pada suatu permukaan dan mempunyai arah (2) batas suatui permukaan, bentuk atau warna (3) sifat atau kualitas yang melekat pada obyek yang memanjang.
- Karakter utama sebuah garis adalah dimensi panjangnya, meski dalam garis pendek yang memiliki ketebalan sekalipun namun pada umumnya ketebalan tersebut tidak diperhitungkan dibanding dimensi panjangnya.
- Potensi dari garis adalah dapat menyarankan massa bentuk, menyatakan irama dan gerakan-gerakan, serta membentuk kontur yakni garis tepi yang mengelilingai bentuk (Read, H., 1959 dalam Sunaryo).
- Dari jenisnya garis dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok,antara lain:
a. Jenis Garis dari bentuknya
1) Lurus
2) Lengkung
3) Zig-zag
b. Jenis Garis dari Arahnya
1) Datar
2) Tegak
3) Miring
2. Raut/Bidang
- Raut/.Bidang dapat disebut pula dengan Bangun, Bidang, Bentuk, Rupa, Wajah, Perawakan (Shape).
- Dalam KBBI, bangun berarti bentuk, rupa, wajah,perawakan. Sedangkan bidang berarti permukaan rata dan tentu batasnya, bidang hanya mengandung pengertian luas dan pipih/rata, namun kata raut/bangun dapat pula menunjuk pada sesuatu yang menggumpal dan padat.
- Unsur rupa raut adalah pengenal bentuk yang utama. Sebuah bentuk dapat dikenali dari rautnya, berbentuk bangun pipih datar, menggumpal padat, berongga, lonjong, bulat, persegi dsb.
- Raut/Bidang adalah Garis yang kembali pada titik awal.
- Raut dapat dikelilingi kontur (garis tepi), baik yang berbentuk pipih/datar (bidang), maupun yang padat bervolume/gumpal/gempal (Mass).
- Dari bentuknya Raut dibagi 4 jenis
- Raut Geometris : Dibatasi garis lurus/lengkung mekanis seperti bidang dalam ilmu ukur, contoh: persegi, lingkaran, segitiga dan sebagainya.
- Raut Organis : Dengan Kontur (Garis tepi) Garis Lengkung Bebas.
- Raut Bersudut banyak : Tebentuk dengan garis Zig-zag yang dijadikan Kontur (Garis tepi).
- Raut Tak Beraturan : Paduan Garis Lengkung dan lurus tak beraturan, dari tarikan tangan bebas/terjadi secara Kebetulan.
3. Warna
- Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan benda. Peran cahaya sangatlah vital, tanpa adanya cahaya nilai adanya warna tidak dapat ditentukan.
- Warna berkaitan langsung dengan perasaan dan emosi, karena itu warna menjadi unsur penting dalam ungkapan seni rupa dan desain. Melalui warna kita dapat mengenali bentuk, sebaliknya melalui bentuk kita dapat mengenali warna.
- Penelitian mengenai warna sudah dimulai sejak abad 17 oleh Newton, melahirkan 7 Spectrum Warna pelangi. Sedangkan Herman Von Helmhotz & James Calk Maxwell (1790), melahirkan Teori Warna Cahaya (dengan warna pokok merah, hijau dan biru).
- Beberapa tokoh yang mempelajari warna yaitu Le Blond (1731), Johann Wolfgang von Goethe (1810), M.E. Chevrul (1839) dan Charles Blanc (1873) menyepakati bahwa warna dibagi menjadi 3jenis, yaitu :
1. Warna Primer (pokok), yaitu warna merah, kuning dan biru.
2. Warna Sekunder (warna campuran dari 2 warna primer), yaitu:
a. Orange/Jingga: campuran dari warna merah dan kuning
b. Ungu: campuran dari warna merah dan biru
c. Hijau: campuran dari warna biru dan kuning
3. Warna Sekunder (campuran antara warna primer dengan sekunder), yaitu: merah keunguan, biru keunguan, jingga kemerahan, jingga kekuningan, hijau kekuningan, hijau kebiruan (toska).
- Dalam teori warna cahaya warna hitam dan putih tidak digolongkan dalam warna (akromatik), karena hitam menunjukan tidak adanya cahaya (gelap) dan putih adalah terang. Sedangkan menurut warna pigmen, warna hitam, putih dan abu-abu adalah warna netral.
- Goethe membagi warna dalam sistem segitiga warna sedangkan Chevrul menggunakan lingkaran/roda warna yang pada prinsipnya sama.
- Warna-warna yang mengandung warna merah, jingga dan kuning disebut warna panas (warm colour) dan yang mengandung warna hijau, biru dan ungu disebut warna dingin (cool colour).
- Albert H. Munsel (1898) mengemukakan bahwa terdapat 5 warna yang memiliki kedudukan sama sebagai warna utama, yakni merah, kuning, hijau, biru dan ungu serta 5 warna lain sebagai warna percampuran dari warna utama yang disebut intermediate colours yang tersusun dalam lingkaran warna.
- Menurut Munsel terdapat dimensi dalam warna, yakni hue, value, dan chroma/intensity. Hue adalah jenis dan nama warna. Value adalah nilai gelap-terangnya warna akibat hubungannya dengan warna hitam dan putih. Warna yang terang dan pucat karena tercampur putih disebut tint, sedangkan warna yang redup dan gelap karena tercampur hitam disebut shade. Chroma/intensity adalah cerah-kusamnya warna karena daya pancar suatu warna. Warna dengan intesitas penuh tampak sangat mencolok seperti pada warna flurocent.
- Fungsi warna, ada 3 yaitu:
1. Fungsi Praktis, mengarahkan, memberi instruksi, peringatan. Contoh : lampu lalu lintas, rambu-rambu.
2. Fungsi Simbolik, warna sebagai lambang. Contoh : Bendera, wayang,
3. Fungsi Artistik, Sebagai bahasa rupa dalam seni rupa. Contoh : Warna dalam Lukisan.
- Persoalan mengenai komposisi penyusunan warna sehingga menjadi komposisi yang harmonis, menjadi perhatian tersendiri bagi para peneliti warna. Olehkarena itu, terdapat 3 susunan warna harmonis yang dapat digunakan dalam berkarya antara lain:
1. Perpaduan warna Kontras/Komplementer, yaitu perpaduan warna yang saling berhadapan/berlawanan dalam sistim roda warna, yaitu: warna Merah >< Hijau, Orang/Jingga >< Biru dan Ungu >< Kuning (komlementer langsung). Berkesan mencolok, giat, terdapat ketegangan/perlawanan, terdapat tarik-menarik warna-warnanya, kontras ketika dipadukan, biasanya digunakan untuk keperluan khusus yang memanfaatkan kekontrasan warna.Contoh: Pelampung/jaket untuk SAR berwarna orange/jingga karena digunakan diatas air/laut yang warnanya biru (komplementer orange/jingga >< biru). Susunan warna kontras terbagi atas 5 variasi warna,antara lain:
o Susunan warna Triad: menggunakan 3 warna komplementer, contoh: merah, biru, kuning atau orange, hijau, ungu
o Komplementer Bersahaja: perpaduan 2 warna yang saling berhadapan/berlawanan dalam sistim roda warna, yaitu: warna Merah >< Hijau, Orang/Jingga >< Biru dan Ungu >< Kuning (atau disebut juga komlementer lan
o Komplementer Ganda: menggunakan 2 pasang susunan warna komplementer bersahaja, contoh: Merah >< Hijau, Orange/Jingga >< Biru
o Komplementer Terbelah: susunan warna komplementer dengan 1 warna primer dipadukan dengan 2 warna tersier yang berdekatan dengan komplementer bersahajanya. Contoh: Kuning >< warna merah-keunguan dan warna Biru-keunguan.
2. Perdaduan warna Analogus, yaitu perpaduan 3 warna yang saling berdekatan/berdampingan dalam sistim lingkaran/roda warna, yaitu: perpaduan warna Merah-Ungu-Biru, Merah-Orange-Kuning, dan Kuning-Hijau-Biru. Menampilkan kesanriang, manis, bersemangat dan terdapat peralihan/transisi rona warna.
3. Perpaduan warna Monokromatik, adalah perpaduan warna yang hanya menggunakan warna tunggal / 1 nada warna dengan nada/intensitas warna yang berbeda dari warna tua (gelap) ke warna muda (terang) atau muda (terang) ke tua (gelap).
4. Merupakan perpaduan warna yang paling mudah diaplikasikan, namun juga bersifat monoton/membosankan apabila dilihat, karena hanya menggunakan 1 jenis warna. Kombinasi warna monokromatik memperlihatkan kesan yang tenang, resmi, kurang bersemangat namun terdapat kesatuan yang serasi.Contoh: perpaduan warna Biru gradasi dari warna biru tua (gelap) ke biru muda (terang).
4. Tekstur/Barik
- Tekstur adalah nilai sifat suatu Permukaan (halus, polos, licin, kasar, berkerut, lunak).
- Setiap material atau bahan memiliki teksturnya masing-masing yang bersifat khusus berbeda-beda antara satu dengan yang lain
- Nilai sebuah tekstur dirasakan melalui indera pengelihatan dan rabaan, atas dasar tersebut tekstur dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Tekstur visual: yaitu tekstur yang dirasakan melalui indra pengelihatan, walaupun dapat pula membangkitkan pengalaman raba.
o Tekstur hias: tekstur yang menghiasi permukaan bidang dan merupakan isian tambahan yang dapat dibuang tanpa menghilangkan identitas bidanganya
o Tekstur spontan: tekstur yang dihasilkan dari proses penciptaan karya.
o Tekstur mekanis: tekstur yang dihasilkan butir-butir raster pada karya cetak maupun dalam lukisan komputer.
2. Tekstur taktil: tekstur yang tidak saja dapat dirasakan melalui indra pengelihatan, akan tetapi juga dapat juga dirasakan dengan rabaan tangan.
o Tekstur Nyata/tekstur aktual, Apabila Bila di Lihat dan di raba sama nilainya.
o Tekstur Semu/tekstur ilusi, Apabila Bila di Lihat dan di raba Tidak sama nilainya
5. Gelap-Terang/Nada/unsur rupa cahaya
- Unsur rupa gelap-terang dipengaruhi Unsur Cahaya, karena setiap bentuk/warna akan terlihat bila ada cahaya
- Unsur rupa gelap-terang erat hubungannya dangan pencahayaan dan bayangan dinyatakan dengan gradasi, mulai dari putih untuk menyatakan sangat terang sampai hitam untuk menyatakan sangat gelap.
- Unsur gelap-terang dalam warna dinyatakan dengan dimensi value oleh Munsel yang telah dibahas sebelumya, yang membagi warna melalui unsur gelap-terangnya.
- Contoh penggunann unsur gelap yang paling Kontras adalah pada karya desain/Potret Hitam-putih, sedangkan teknik gelap terang yang halus dan bregradasi lembut dalam seni lukis zaman reanisance disebut dengan ciarouskuro.
- Fungsi Unsur Gelap Terang, antara lai
- Memperkuat kesan Trimatra (3D) suatu bentuk.
- Mengilusikan Kedalaman Ruang
- Menciptakan Kontras/Suasana Tertentu
6. Ruang (Space)
- Unsur rupa ruang mudah di rasakan daripada di lihat.
- Dalam desain dwimatra/2 dimensi ruang bersifat maya, disebut dengan ruang maya. Ruang maya bersifat pipih, datar dan rata atau berkesan trimatra/3 dimensi, terdapat kesan Jauh-Dekat (disebut juga dengan kedalaman/depth)
- Kedalaman bersifat Ilusif (ilusi) bukan Ruang Nyata, sebagaimana ruang yang kita lihat dicermin (ruang semu)
- Kesan kedalaman dalamgambar dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain
- Melalui penggambaran gempal
- Penggunaan perspektif
- Peralihan warna, gelap-terang dan tekstur
- Pergantian ukuran
- Penggambaran bidang bertindih
- Pergantian tampak bidang
- Pelengkungan atau pembelokan bidanPenambahan bayang-bayang
- Yang menarik dan dapat di eksplorasi dalam berkarya seni rupa adalah keberadaan ruang taksa dan ruang mustahil. Ruang taksa merupakan ruang semu,ilusif yang dapat menggambarkan ruang bermakna ganda sedangkan ruang yang mustahil adalah ruang yang tidak mungkin terdapat dalam kenyataan, meskipun benar-benar dirasakan adanya kesan ruang, kemustahilan situasi ruang menyajikan konflik pada pengalaman pengelihatan dan membangkitkan tegangan pengelihatan.
B. Prinsip-prinsip Seni Rupa
1. Prinsip Kesatuan (Unity)
- Prinsip kesatuan merupakan perorganisasian unsur-unsur rupa yang paling mendasar dalam berkarya.
- Prinsip kesatuan sebagai prinsip induk, diperoleh dengan terpenuhinya 5 prinsip yang lain. Yaitu terpenuhinya prinsip keserasian, prinsip irama, prinsip dominasi, prinsip keseimbangan dan prinsip kesebandingaTidak adanya prinsip kesatuan mengakibatkan kekacauan, keruwetan, mengganggu kenyamanan dan keindahan.
- Dalam kesatuan terdapat pertalian yang erat antar unsur-unsurnya sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, kehadiran suatu bagian ditentukan oleh bagian yang lain, bagian-bangiannya saling mendukung membentuk suatu kebulatan utuh (totalitas).
- Dalam kaitanya dengan prisip kesatuan yang berkaitan dengan pengamatan dan presepsi, dalam ilmu psikologi terdapat hukum gestalt yang menunjuk pada factor-faktor yang sangat mempengaruhi kebulatran utuh (totalitas), yakni adanya hubungan-hubungan dalam kesatuan dari hasilpengamatan visual
- Hukum/asas gestalt antara lain meliputi: (1) hukum kedekatan,(2) hukum kesamaan, (3) hukum bentuk closure, (4) hukum kesinambungan, dan (5) hukum gerak bersama.
2. Prinsip Keserasian (Harmony)
- Prinsip keserasian/harmony merupakan prinsip yang mempertimbangkan keselarasan dan keserasian antar bagian sehingga cocok satu sama lain sehingga terdapat keterpaduan yang tidak saling bertentangan.
- Susunan yang harmonis menunjukan adanya keserasian dalam penorganisasian unsur-unsur rupanya.
- Keserasian ada 2 jenis yaitu,
- keserasian bentuk: kesesuaian raut, ukuran, warna, tekstur dan aspek bentuk lainya. Untuk mencapai keserasian bentuk dapat diperoleh dengan cara memadukan unsur-unsur secara berulang, memadukan unsur-unsur yang memiliki kemiripan, atau memadukan unsur-unsur yang berbeda tetapi terdapat suatu unsur yang mengikat agar perbedaan tidak tampak bertentangan.
- keserasian fungsi: menunjukan adanya ksesuaian atar obyek-obyek yang berbeda, karena dalam hubungan symbol, atau karena hubungan fungsi. Misalnya: obyek cangkir/gelas akan tampak serasi jika disamping obyek teko ketika digambar dibanding digambar dengan bentuk ember.
3. Prinsip Irama (Rhythm)
- Prinsip irama merupakan pengaturan unsur rupa secara berulang & berkelanjutan, sehingga tercipta kesatuan arah & gerak yang membangkitkan keterpaduan.
- Perulangan yang teratur dapat mengenai jarak bagian-bagian, raut, warna, ukuran, dan jarak yang ditata.
- Bersifat memperkuat kesatuan & keseutuhan.
- Agar sebuah irama tidak berkesan monoton (kesenadaan) dan manjemukan diperlukan adanya peragaman visual (variasi) dan kontras (membuat perbedaan yang nyata).
- Irama dapat diproleh dengan 3 cara, yakni:
- Repetitive: irama repetitive atau irama yang diperoleh secara berulang, mmenghasilkan irama total yang sangat tertib, monoton dan menjemukan, akibat dari penataan unsur yang sama baik bentuk,ukuran dan warnanya.
- Alternativ: merupakan bentuk irama yang tercipta dengan cara perulangan unsur-unsur seni rupa secara bergantian. Misalnya pengaturan silih berganti unsur raut persegi dengan garis. Bentuk irama ini lebih menariak bila dibandingkan dengan irama repetitive yang sering tampak membosankan.
- Progresif: merupakan perulangan dalam perubahan dan perkembangan secara berangsur-angsur atau bertingkat. Bentuk irama ini tampak bergerak, terdapat dinamika karena perkembangan unsur-unsurnya tidak selamanya tetap.
- Flowing: yakni irama yang mengalun, suatu bentuk irama yang terjadi karena pengaturan garis garis yang berombak, berkelok dan mengalir berkesinambungan. Misalnya: pengaturan terasering pada sawah, punggung bukit dan sebagainya.
4. Prinsip Dominasi
- Prinsip dominasi adalah pengaturan peran atau penojolan bagian atas bagian yang lain, sehingga tercipta pusat perhatian (center of interest) dengan tekanan (emphasis).
- Cara memperoleh dominasi adalah dengan melalui:
- Pengelompokan bagian
- Pengatuaran arah
- Kontras/perbedaan
- perkecualian
- Perbedaan ukuran, raut, corak dan warna menciptakan tekanan/pusat perhatian.
5. Prinsip Keseimbangan
- Keseimbangan merupakan prinsip desain yang berkaitan dengan pengaturan bobot akibat gaya berat dan letak kedudukan bagian-bagian, sehingga susunan dalam keadaan seimbang.
- Tidak adanya keseimbangan membuat perasaan tidak tenang dan mengganggu keseutuhan komposisi.
- Keseimbangan dalam komposisi 2 dimensi ditentukan oleh Pengaturan bobot visual.
- Pengaturan bobot visual ditentukan oleh letak/kedukukan, ukuran, kualitas warna, bentuk serta jumlah bagian dalam suatu komposisi.
- Semakin jauh letak bagian kearah pinggir bidang gambar atau semakin besar suatu bagian, semakin berat bagian tersebut. Demikian pula, raut yang kedudukannya pada bagian atas akan tampak ringan melayang dibanding raut yang sama apabila diletakan dibawah.
- Bidang warna gelap tampak lebih berat dibanding warna yang lebih terang, walaupun ukuran bidangnya sama.
- Beberapa bentuk keseimbangan melalui pengaturan letak dan kedudukan bagian-bagian bentuk dapat dibedakan menjadi 2 macam, antara lain:
1. Keseimbangan setangkup (symmetrical balance) Disebut pula dengan keseimbangan formal, diperoleh bila bagian belahan kiri dan kanan suatu susunan terdapat kesamaan/kemiripan bentuk, ukuran, dan jarak penempatannya.
2. Keseimbangan senjang (asymmetrical balance) Disebut juga keseimbangan informal, memiliki bagian yang tidak sama antara belahan kiri dan kanan, akantetapi dalam keadaan tidak berat sebelah.
3. Keseimbangan memancar : Merupakan bentuk keseimbangan yang dipereoleh melalui penempatan bagian-bagian susunan diseputar pusat sumbu gaya berat. Pada keseimbangan ini unsur-unsur ditempatkan mengelilingi suatu daerah yang berada ditengah bidang gambar.
6. Prinsip Kesebandingan
- Kesebandingan/proporsi, adalah hubungan bagian-bagian atau bagian terhadap keseluruhan.
- Pengaturan hubungan bertalian dengan ukuran (besar-kecilnya, luas-sempitnya, panjang-pendeknya) Juga ukuran obyek utama dengan bagian yang mengelilnginya.
- Tujuan kesebandingan, adalah tercapainya kesesuaian dan keseimbangan sehingga diperolah kesatuan yang memuaskan.