Translate

Senin, 28 Oktober 2024

Motif Hias Non-geometeris : Motif Benda Alam, Pemandangan, Benda Teknologi, Kaligrafi, Jalinan dan Abstrak

                        1.     Motif Benda Alam dan Pemandangan

a.      Motif matahari, bulan dan bintang
Motif matahari di suku Toraja berbentuk lingkaran dengan garis-garis disekelilingnya yang ditempatkan diatas. Melambangkan kehidupan manusia yang bersumber pada Tuhan pencipta alam.
Kerajaan Majapahit juga menggunakan motif matahari sebagai lambang kerajaan yang disebut sinar surya Majapahit.
Motif bulan dikaitkan dengan kecantikan dan lambang asmara. Motif bintang diguakan sejak zaman pra-sejarah  untuk menghias nekara yang pada bagian tengahnya dihias motif bintang (Sunaryo, 2006:58).
b.     Motif awan dan bukit bebatuan
Motif awan dikembangkan dari motif meander, ada pula motif hias khas Cirebon mega-mendung yang menggambarkan awan yang berbentuk raut jajar genjang/belah ketupat horizontal dengan kontur bergelombang.
Selain itu juga terdapat motif serupa yang digambarkan secara vertical yang menggambarkan bukit bebatuan yang diberi nama wadasan.
Motif hias gunung umumnya berbentuk lengkungan bergelombang yang membentuk segitiga (Sunaryo, 2006:58). Di kota Salatiga ada motif yang menggambarkan batu disebut dengan motif plumpungan.
c.      Motif api dan air
Api merupakan benda yang penting bagi manusia, motif api (lidah api) dipandang sebagai sumber kehidupan, semangat hidup, dan kesaktian, dan jika dikuasai api hidup adalah nafsu dan kejahatan. Sedangkan motif hias air umumnya merupakan bagian dai motif pemandangan.
Dalam batik,motif hias api digubah menjadi motif cemukiran (lidah api), missal pada batik cuwiri, semen rama dan lain sebagainya,
Motif hias api digunakan sebagai pengisi motif tumpal, juga digunkan pada arca yang melambangkan tokoh suci yang digambar dengan praba.
Motif air relatif jarang dijumpai, misal dalam isian ombak air (isen-isen ombak banyu). Motif hias air pada umumya merupakan bagian dari motif pemandangan (Sunaryo, 2006:59).
d.     Motif pemandangan
Motif pemandangan merupakan gabungan dari beberapa motif yang membentuk sebuah keseluruhan atas penggambaran keaadaan alam. Di dalamnya mungkin terdiridari motif gunung, bukit karang, air/telaga, tanaman, awan aneka satwa dan sebagainya (Sunaryo, 2006:59). 
2.      Motif Benda Teknologis, Kaligrafi, dan Abstrak
a.      Motif benda teknologis
Motif benda teknologis antara lain, motif tembikar sering ditemukan di pahatkan di relief candi, alat musik dan gamelan juga dapat ditemukan di relief candi.
Motif perahu telah ada sejak zaman pra-sejarah sebagai subek dalam lukisan dinding gua. Bahkan nekara perunggu juga bermotif perahu. Pada candi Borobudhur penggambaran motif hias perahu sangat realistis sehingga dapat diketahui bentuk prototype perahu zaman dahulu.
Selain itu di Lampung motif hias perahu sebagia lambang perjalanan ke alam baka.
Motif hias benda teknologis yang lain adalah beragam bentuk bangunan yang ditemukan direlief candi, antara lain berbentuk candi, rumah pangguang, meru, gapura dan lain sebagainya (Sunaryo, 2006:63).
b.     Motif kaligrafi dan jalinan
Motif kaligrafi yang tertua banyak ditemui di batu-batu nisan pada abad ke-12. Selain ditemukan huruf Jawa kuno juga ditemukan huruf arab sebagai ornamennya. Ornament kaligrafi Arab kemudian berkembang dan diterapkan pada dinding dalam masjid, mihrab, dinding luar masjid dan gapura.
Motif jalinan yang membentuk sulur tanaman, atu terbentuk dari motif kaligrafi dikenal dengan motif arabes (Sunaryo, 2006:64).
c.      Motif abstrak
Dalam batik pada umumnya mengambil tema alam yang lama-kelamaan diabstrakkan dalam gubahan bentuknya, sejalan dengan gubahan estetika yang tidak lagi dikenali bentuk asalnya. Misalnya motif batik kapal kandas, kita tidak dapat menemukan motih kapal pada batik tersebut atau motif parang rusak sulit dikenali bentuknya sebagai senjata parang atau batu karang. 
 Pada ornament bilah keris, motifnya seringkali abstrak. Pamor beras wutah, blarak sineret, banyu mambeg dan lain sebagainya merupakan motif abstrak yang kemudian diasosiasikan dengan obyek-obyek tertentu (Sunaryo, 2006:64).

 


Daftar Pustaka :
1. Sunaryo, Aryo. 2007. Ornamen Nusantara. Semarang : Jurusan Seni Rupa UNNES
2. Gambar diolah dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar